Selasa, 13 Desember 2011
Curcol
Kemarin Baru aja aku smsan ama Seorang Cowok yang menurutku lumayan Perfect lah....
Dia itu Pinter and Tinggi.... and Jugha Pernah Mondok.....
Dia Itu Anak Surabaya (Tetangganya Tanteku..)
Inisialnya FA....
Moga aza aku bisa lebih kenal dia lebih dekat...
Amien...
Jumat, 09 Desember 2011
Album Terbaru Akang Vidi Aldiano
Yang Kedua (Vidi Aldiano) Album Review Fri, 29 Jul 2011 16:55:00 WIB Album terbaru Vidi Aldiano ini memuat 11 lagu yang 6 di antaranya ditulisnya sendiri. Menjagokan singleYang Kedua, Datang Kembali dan Gadis Genit, album ketiga pemuda bernama asli Oxavia Aldiano ini terbilang asyik didengarkan di dalam mobil. Tiga tahun setelah album pertamanya, Pelangi di Malam Hari, Vidi siap menggebrak kembali lewat album Yang Kedua. Meski dijuduli begitu, album ini bukan album keduanya, melainkan yang ketiga. Album keduanya, omong-omong, merupakan album religi. Kalau album pertama digarap Vidi secara swadaya, di album ini dia tak lagi sendiri. Eits, jangan bergosip dulu. Maksudnya, di Yang Kedua Vidi menggaet Trinity Optima Production (TOP) sebagai labelnya, sekaligus mengurusi manajemennya. Kerja bareng mereka berhasil mendatangkan musisi dan arranger handal untuk menggarap album ini -- sebut saja Andi Rianto, Tohpati, Yovie Widianto, Irwan Simanjuntak, Ponky Prasetyo, Bembi Noor, Andre Dinuth serta Rizki dan Satrio dari band Alexa. Menariknya, ayah Vidi sendiri, Harry Kiss, turut menyumbangkan lagu. Lagu ciptaan pemilik event organizer dan supporting systemHarry Kiss Production itu berjudul Yang Kedua (track #2), dan akhirnya dipilih sebagai judul album ini. Menurut Vidi, ayahnya-lah -- yang disebutnya suka ngegombal dan jago bikin lirik -- yang lebih dulu menemukan nama yang dirasa cocok untuk dijadikan judul lagu, sekaligus judul album. Setelah mendapatkan judulnya, ia dan Vidi lantas kerja bareng menggarap liriknya. Hasilnya? Tidak puitis, tapi romantis. Simak saja kalau tidak percaya: Mana mungkin kumiliki hati yang kedua/ aku hanya punya satu rongga dada/ mana mungkin diriku menduakan cintamu/ hanya satu cinta dalam satu hati/ yang bisa kujaga. Dua lagu dari album ini sudah lebih dulu dikenal publik: Datang dan Kembali, dan Gadis Genit. Lagu yang disebutkan terakhir itu persembahan Vidi bagi Vidies (sebutan bagi fans-nya) yang perempuan. Video klipnya sudah ditayangkan. Konsepnya menarik. Di situ Vidi berperan sebagai MC, juri dan grand prize dalam sebuah game kuis. Aransemen lagunya -- mengutip istilah Vidi -- futuristic fresh dari segi vokal, dan ada sentuhan oldies di musiknya. Lagu keempat, Lupakan Mantan, menjadi lagu paling menarik. Apa pasal? Sudah durasinya tidak sampai tiga menit, di sini Vidi juga memasukkan unsur funk. "Ini lagunya Bembi Noor. Lagunya asyik, intinya tentang seseorang yang emosi, pengen marah sama pacar yang inget mantannya terus," jelas Vidi dalam peluncuran albumnya yang diadakan di Pisa Kafe Mahakam, Rabu (20/7) lalu. Lagu berjudul Lagu Untuk Mama punya sejarah yang menarik. Lagu itu ternyata dimasukkan ke dalam album atas dasar nazar. Jadi ceritanya, lagu ciptaan Seli Pontoh itu pernah dipopulerkan oleh Kenny. Vidi, yang suka sekali dengan lagu itu, pernah berjanji dalam hati untuk memasukkannya dalam albumnya, sebagai penghormatan atas ibunya. Sayangnya, di album pertama, lagu itu terlewat. Untunglah, di album kedua, Vidi berhasil menjalankan nazarnya. Kemasan album Vidi pun terbilang menarik. Di tengah gempuran album dengan sampul seadanya, Vidi tampil dengan dua versi sampul yang diberi judul Day (Siang) dan Night (Malam). Versi Day berwarna biru terang dengan sebersit sinar matahari, sedangkan versi Night bertema hitam. Di dalam versi ini termuat foto-foto Vidi yang menunjukkan siklus hariannya; mulai dari bangun tidur di pagi hari, sampai manggung di malam hari. Album ini juga menggambarkan karakter Vidi yang fashionable dan memerhatikan detail penampilannya. Bila Anda membeli album dalam bentuk CD, selain CD jewel case standar, Vidi juga menyediakan CD special edition yang dirilis dalam jumlah terbatas (10 ribu saja). Bagi yang tertarik, kemasan istimewa ini dapat diperoleh di Plasa.com. Pre-order mulai dilakukan pada 20 s/d 25 Juli 2011. Harganya? Rp 99 ribu saja. Cukup worth it lah, karena dengan harga segitu, pembeli juga sekalian mendapatkan kaos, pin dan foto. Track listing: 1) Gadis Genit 2) Yang Kedua 3) Lagu Kita 4) Lupakan Mantan 5) Hanya Jadi Sahabatmu 6) Datang dan Kembali 7) Bantu AKu Tuhan 8) Aku Kan Setia 9) Jahat 10) Tunggu 11) Cinta untuk Mama Recommended track: 1) Gadis Genit 2) Yang Kedua 3) Lupakan Mantan (put/ foto: plasa.com) |
Sumber: CBN |
Sinopsis Novel Karangan Winna Efendi
Saya Kali Ini Akan Membahas Tentang 3 Novel Yang Dikarang Oleh Kak Winna Efendi....
Ni Dia Fotonya....
Sebenarnya Udah Ada 4 Novel yang Dikarangnya.. Tapi Aku hanya Baca 3 Novel Saja yaitu Refrain,AI dan Remember When..
yang Pertama Saya Bahas Adalah Refrain
Judul : REFRAIN
Penulis : Winna Efendi
Penerbit : Gagas Media
Tanggal Terbit : September-2009
Jumlah Halaman : 317 Halaman
Price : Rp 46.000,00
Halaman : 277 Halaman
Tanggal Terbit : Februari-2009
Price : Rp 41.500,00
Seperti yang aku bilang sebelumnya, ceritanya cukup simple. Difokuskan pada 4 tokoh utama dan settingnya adalah siswa SMA.
Freya, cewek yang menutup dirinya, agak antisosial, suka belajar, apa adanya, dan cuek.
Gia, cewek manis yang cukup mendapat perhatian dari seluruh cowok disekolah, menemukan kenyamanan saat melukis, dan ceria.
Moses, tipikal cowok perfeksionis, kaku, disiplin, sulit mengekspresikan diri, tanggung jawab, dan pinter.
Dan Adrian,, cowok keren yang suka banget sama basket.
Dilihat dari ke-4 tokoh ini, mungkin kita sudah bisa lihat kalo bentuknya agak klise. Tapi disinilah aku berpikir kalo Winna Efendi bener-bener bisa mengemas suatu cerita jadi menarik.
Freya dan Gia, serta Moses dan Adrian, mereka bener-bener punya kepribadian yang bertolak belakang. Tapi justru perbedaan itu yang ngebuat mereka bisa bersama. Menjadi sahabat. Dan semuanya bermula waktu mereka mulai jatuh cinta.
Adrian sama Gia pacaran, dan Moses sama Freya pacaran. Dan tentu aja gak ada pasangan secocok mereka berdua disekolah itu. Adrian dan Gia dengan tingkah heboh dan touchy mereka, serta Moses dan Freya yang keliatan cocok banget menyandang gelar Mr dan Mrs Perfekto. Dan selama tiga taun mereka sama-sama, gak ada sesuatu yang salah.
Sampe sebuah kejadian ngebuat mereka berempat berubah.
Dan inti dari novel ini adalah, gimana mereka nyikapin perubahan itu.
Simpel kan? Tapi ini menarik. Ya walopun temenku banyak yang bilang ceritanya datar banget. Ada yang bilang kecewa sama ending, ada yang bilang ga puas sama ceritanya. Ya, aku pribadi… ahaha, sebenernya ada saat dimana aku ngerasa yang namanya Adrian itu cowok brengsek.
Dan untuk ending nyaaa… ya, lumayan. At least novel ini bisa ngebuat aku bertahan unuk baca sampe akhir. Aku ngerasa nyaman aja baca Remember When ini......
Kamis, 08 Desember 2011
My Hobby
Ini Dia 3 Gambar Novel Lovasket
Senin, 05 Desember 2011
Review Novel Infinitely Yours
Buku dengan setting luar negeri selalu membuat aku tertarik. Terlebih ketika penulis dapat menggambarkan lokasinya dengan begitu detail sehingga saat membaca rasanya bisa membayangkan sedang berada disana :) Itulah kenapa akhirnya tertarik juga untuk membaca buku ini.
Buku ini masih berkisar tentang cecintaan, dan mungkin tema cecintaan yang diangkat pun rasanya sudah umum banget. Bahkan mungkin hanya dengan membaca bab satu saja seperti sudah bisa menebak endingnya bagaimana. Jadi mungkin memang greget dari buku ini bukan dari endingnya, tapi dari alur ceritanya yang memang begitu mengalir. Walau, ada beberapa hal yang sedikit mengusik salah satu penggambaran karakter yang sepertinya diulang terus dan terus disetiap babnya.
Keinginan penulis untuk menekankan bahwa dua sifat manusia yang berbeda 180 derajat malah akan membuat mereka bersama begitu kentara dengan membuat dua tokoh utama yang memiliki sifat 180 derajat berbeda dan harus selalu bersama, hingga akhirnya satu sama lain yang tadinya seakan sama-sama merasa tak mungkin bersama akhirnya bersatu juga. Mungkin selain ada unsur perbedaan juga ada unsur yang namanya "tresno jalaran soko kulino" kali ya... hehehe...
Tokoh jingga yang enerjik, dan mungkin ada sedikit sifat kekanak-kanakan diusianya yang 25 tahun, berhadapan dengan tokoh Rayan yang hanya berbeda 3 tahun dengannya dengan sifat tertutup, dingin dan kaku. Benar-benar berbeda kan? Jingga menganggap Rayan tua sebelum waktunya karena sifat dan pembawaan Rayan, sedang Rayan menganggap Jingga terlalu kekanak-kanakan.
Mereka yang harusnya menikmati perjalanan tour ke korea bersama sebuah rombongan dengan alasan mereka masing-masing harus meninggalkan rombongan dan akhirnya tanpa mereka kehendaki melakukan tour sendiri, yang Jingga beri nama "Tour Romantisme Korea". Dan dari sanalah semua bermula.
Penggambaran tentang korea memang tidak terlalu mendalam di novel ini, tapi cukup menarik, terlebih untuk mereka yang kurang banyak tau tentang korea. Dan walau mungkin ending cukup mudah tertebak, tetapi penyampaian beberapa hal seperti konflik membuat rasanya ingin terus membaca hingga akhir. Ya... walau diakhir tercetus "tuch kan bener dugaanku", tapi tetap novel ini menarik untuk dibaca.
Judul : Infinitely Yours
Penulis : Orizuka
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 292 halaman
ISBN : 9789797805081
Novel dan Tips Memilih Novel
Sekarang Ini banyak sekali genre Novel mulai dari Remaja (Teenlit)-Orang Dewasa (Chicklit atau Metropop) Tapi yang Menjadi Favorit anak Muda Zaman sekarang termasuk saya adalah Teenlit. Karena Menurut Saya Teenlit itu ceritanya Ringan,Sesuai Dengan Kehidupan Remaja Jaman Sekarang dan Banyak yang Menarik. Tapi ada Juga Beberapa Remaja yang Suka Dengan Metropop karena Menurut Mereka dalam Novel itu terdapat Pelajaran yang bisa mereka Petik dan dijadikan acuan saat mereka Dewasa Nanti... dan Menurut saya Novel yang Populer saat ini adalah novel tentang Percintaan dan Tentang Keluarga...
Tips Memilih Novel...
Disini saya juga Akan Memberi beberapa Tips Agar Tidak Menyesal dalam Memilih Novel:
1. Jangan Memilih Buku dari Covernya
Cover memang menjadi pemikat utama dalam Memilih Novel,tapi kadang ada Novel yang Covernya Bagus tapi ceritanya kurang menarik. Dan ada Juga Novel yang Covernya Sederhana tapi Ceritanya Bagus dan Fantastis.
2. Jangan Malas Membaca Sinopsis
Sinopsis Sebuah novel Biasanya Terletak di Belakang Covernya. Bila tidak ada,Anda Bisa Browsing Untuk mencari Sinopsis dan Pendapat Orang yang Sudah Pernah Membaca Novel Tersebut
3. Lihat Harganya
Apabila anda Ingin Bacaan yang bermutu,Anda harus Menyiapkan Budget yang Sesuai,karena Biasanya Bacaan yang bermutu itu harganya Sedikit Mahal Apalagi jika bukunya bestseller dan hardcover seperti Harry Potter series dan Twilight Series.
4. Lihat Penulisnya
Apabila Penulis Novel itu sudah sering Anda Baca karyanya,maka tidak perlu ragu lagi untuk membeli,tapi waspada jika penulis itu membuat Cerpen dengan Penulis Keroyokan. Bisa-bisa Hanya Penulis favorit Anda saja yang ceritanya menarik
5. Lihat Siapa Penerbitnya.
Tidak jarang sebuah Penerbit menerbitkan novel dengan gaya yang sama. Contoh Penerbit A selalu menerbitkan novel yang gokil,Penerbit B selalu tentang Percintaan dan Penerbit C tentang Novel Islami...
Yah Saya rasa Cukup Sekian. Semoga Anda Semua Bisa Mendapat Manfaat Setelah Membaca Artikel Ini...
Perkembangan Novel Di Indonesia
Ketika kita membahas masalah perkembangan sastra Indonesia, bayangan kita seringkali tertuju pada angkatan-angkatan sastra Indonesia, seperti angkatan 1920-an atau disebut juga angkatan Balai Pustaka; angkatan 1933, yang disebut juga angkatan Pujangga Baru; angkatan 1945 yang disebut angkatan Pendobrak, dan angakatn 1966 atau disebut juga angkatan Orde Lama.
Angkatan 1920-an identik dengan novel Marah Rusli berjudul Siti Nurbaya; angkatan 1933 dengan tokoh sastrawannya Sutan Takdir Alisahbana (dalam bidang prosa) dan Amir Hamzah (bidang puisi). Angjatan 1945 dengan tokoh sentralnya, Chairil Anwar dengan puisi-puisinya yang sangat monumental berjudul Aku. Angkatan 1966 dengan tokoh centralnya Dr. Taufik Ismail dengan kumpulan puisinya berjudul Tirani dan Benteng.
Pembagian angkatan seperti itu dikemukakan oleh Hans Bague Jassin (H.B. Jassin), seorang ahli sastra Indonesia yang sering disebut-sebut sebagai Paus Sastra Indonesia. Tentu boleh-boleh saja kita setuju dengan pembagian seperti itu, apalagi memang kepakaran H.B. Jassin dalam mengapresiasi sastra Indonesia cukup mumpuni. Tetapi yang lebih penting kita ketahui adalah bahwa sastra Indonesia dari masa ke masa mengalami perkembangan.
Menarik untuk diperhatikan bahwa perkembangan sastra Indonesia berbanding lurus dengan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan formal, dimulai tahun 1900-an, yaitu ketika penjajah Belanda membolehkan bangsa boemi poetra (sebutan untuk orang Indonesia oleh Belanda) memasuki pendidikan formal. Tentu saja pendidikan formal saat itu adalah milik penjajah Belanda.
Karena genre sastra terdiri dari tiga bentuk (yaitu puisi, prosa, dan drama), maka ada baiknya kita menganalisis perkembangan genre sastra ini dari tiga bentuk itu. Dengan demikian, dalam pembelajaran ini Anda akan menganalisis perkembangan puisi, prosa, dan drama dalam lingkup sastra Indonesia.
Seiring dengan perkembangan puisi, prosa Indonesia pun berkembang pula. Seperti puisi, prosa pun mengenal prosa lama dan prosa baru atau prosa modern. Prosa lama bersifat anonim; dengan penjenisannya meliputi dongeng, hikayat, fabel, sage. Sedangkan prosa baru, dengan diukur dari panjang pendeknya, meliputi cerpen, novelet, dan novel/roman.
Prosa Indonesia baru pun mulai muncul tahun 1920-an, dengan ditandai munculnya novel monumental berjudul Siti Nurbaya, buah karya Marah Rusli. Lalu zaman Pujangga Baru muncul pula Sutan Takdir Alisjahbana dengan roman berjdul Layar Terkembang. Lalu, menjelang kemerdekaan muncul Armiyn Pane yang menulis novel Belenggu yang dianggap novel modern pada zamannya.
Tahun 1945 perlu dicatat nama Idrus sebagai prosaic cerpen. Buku kumpulan cerpennya Dari Ave Maria ke Jalan Lain Ke Roma menjadi buku yang cukup terkenal. Selain itu juga novel singkat yang digarap dengan nada humor berjudul Aki.
Tahun 1949 muncul novel karya Achdiat Karta Miharja berjudul Atheis. Atheis termasuk novel yang cukup berhasil karena hamir semua unsurnya menonjol dan menarik unuk dibaca. Dengan mengambil latar Pasundan berhasil mengangkat sebuah tema terkikisnya sebuah kepercayaan keagamaan. Hasan, tokoh utama dalam novel ini, adalah orang yang 180 derajat berbalik dari taat beragama tiba-tiba menjadi seorang yang atheis karena pengaruh pergaulannya dengan Rusli dan Anwar yang memang berpaham komunis.
Tahun 1955 muncul cerpen yang sangat terkenal, berjudul Robohnya Surau Kami, buah karya Ali Akbar Navis (lebih dikenal dengan A.A. Navis). Cerpen ini sarat dengan kritik sosial menyangkut kesalahan orang dalam menganut agama. Navis nambapknya ingin mendobrak paham keagamaan masyarakat Indonesia yang mengira beribadah hanyalah sekedar melaksanakan shalat, puasa, atau mengaji Quran; sedangkan kegiatan lain di luar ibdah formal, sepertimencari nafkah, peduli pada sesama dan alam dibaikan. Lewat tokoh Haji Shaleh yang tiba-tiba masuk neraka karena ulahnya di dunia yang mengabaikan kepentingan keluarga.
Tahun 1968 muncul novel berjudul Merahnya Merah, garapan Iwan Simatupang, sebuah novel yang cukup absurd, terutama dalam hal gaya bercerita. Namun demikian, novel ini banyak memperoleh pujian dan sorotan para kritikus sastra, baik dalam maupun luar negeri.
Tahun 1975 nuncul novel Harimau! Harimau!, buah karya Mochtar Lubis, menceritakan tentang tujuh orang pencari damar yang berada di tengah sutan selama seminggu. Mereka adalah Pak Haji, Wak Katok, Sutan, Talib, Buyung, Sanip dan Pak Balam. Di tengah hutan itu mereka berhadapan dengan seekor harimau yang tengah mencari mangsa. Empat orang di antara tujuh orang itu (Pak Balam, Sutan, Talib, dan Pak Haji). Kecuali Pak Haji yang meinggal karena tertembak senapan Wak Katok, tiga yang lalinnya meninggal karena diterkam Harimau.
Haimau! Harimau! Sarat dengan pesan moral, yaitu bahwa setiap manusia harus mengakui dosanya agar terbebas dari bayang-bayang ketakutan. Pak Balam, orang yang pertama terluka karena diterkam harimau, mengakkui dosa-dosanya di masa muda, dan menyuruh para pendamar yang lain juga mengakui dosa-dosanya. Semua memang mengakui, hanya Wak Katok yang enggan mengakuinya.
Tahun 1982, muncul novel Ronggeng Dukuh Paruk, karya Ahmad Tohari, sebuah novel yang berhasil mendeskripsikan adat orang Jawa, khususnya Cilacap.
Tahun 1990, Ramadhan K.H. menulis novel berjudul Ladang Perminus, sebuah novel yang mengisahkan tentang korupsi di tubuh Perusahaan Minyak Nusantara (Perminus). Novel ini seolah-olah menelanjangi tindakan korupsi di tubuh Pertamina, sebagai perusahaan pertambanyak minyak nasional.
Dan novel paling mutakhir adalah Saman, 1998, karya Ayu Utami. Ayu Utami termasuk novelis yang membawa pembaharuan dalam perkembangan novel Indonesia. Dalam Saman, Ayu Utami tidak sungkan-sungkan membahas masalah seks, sesuatu yang di Indonesia dianggap kurang sopan untuk diungkap. Tapi mungkin zamannya sudah berubah, kini masalah sesks sudah bukan merupakan hal yang tabu untuk diungkapkan. Ironis, bahwa yang mengungkap secara detail dan sedikit jorok dalam nobvel ini adalah justru seorang wanita, Ayu Utami.
Dan untuk tahun 2000-an ini, tepatnya tahun 2003 yang baru silam, telah terbit novel termuda, dari penulis termuda pula yang menulis novel berjudul Area X, sebuah novel futurisktik tentang Indonesia tahun 2048, mengenai deribonucleic acid dan makhlluk ruang angkasa. Novel ini ditulis oleh Eliza Vitri Handayani, seorang siswi kelas 2 SMA Nusantara Magelang, sebuah SMA favorit di Indonesia.
Begitulah perkembangan genre sastra prosa di Indonesia.
Novel merupakan salah satu karya sastra yang tidak asing lagi bagi kita. Sejarahnya, novel hadir sebagai alat untuk merepresentatifkan kehidupan manusia yang tertuang dalam karya fiksi. Lalu yang jadi pertanyaan adalah bagaimana perkembangan novel dari masa ke masa, terutama novel Indonesia.
Ketika kita membahas masalah perkembangan sastra Indonesia, bayangan kita seringkali tertuju pada angkatan-angkatan sastra Indonesia, seperti angkatan 1920-an atau disebut juga angkatan Balai Pustaka; angkatan 1933, yang disebut juga angkatan Pujangga Baru; angkatan 1945 yang disebut angkatan Pendobrak, dan angakatn 1966 atau disebut juga angkatan Orde Lama.
Angkatan 1920-an identik dengan novel Marah Rusli berjudul Siti Nurbaya; angkatan 1933 dengan tokoh sastrawannya Sutan Takdir Alisahbana (dalam bidang prosa) dan Amir Hamzah (bidang puisi). Angjatan 1945 dengan tokoh sentralnya, Chairil Anwar dengan puisi-puisinya yang sangat monumental berjudul Aku. Angkatan 1966 dengan tokoh centralnya Dr. Taufik Ismail dengan kumpulan puisinya berjudul Tirani dan Benteng.
Pembagian angkatan seperti itu dikemukakan oleh Hans Bague Jassin (H.B. Jassin), seorang ahli sastra Indonesia yang sering disebut-sebut sebagai Paus Sastra Indonesia. Tentu boleh-boleh saja kita setuju dengan pembagian seperti itu, apalagi memang kepakaran H.B. Jassin dalam mengapresiasi sastra Indonesia cukup mumpuni. Tetapi yang lebih penting kita ketahui adalah bahwa sastra Indonesia dari masa ke masa mengalami perkembangan.
Menarik untuk diperhatikan bahwa perkembangan sastra Indonesia berbanding lurus dengan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan formal, dimulai tahun 1900-an, yaitu ketika penjajah Belanda membolehkan bangsa boemi poetra (sebutan untuk orang Indonesia oleh Belanda) memasuki pendidikan formal. Tentu saja pendidikan formal saat itu adalah milik penjajah Belanda.
Karena genre sastra terdiri dari tiga bentuk (yaitu puisi, prosa, dan drama), maka ada baiknya kita menganalisis perkembangan genre sastra ini dari tiga bentuk itu. Dengan demikian, dalam pembelajaran ini Anda akan menganalisis perkembangan puisi, prosa, dan drama dalam lingkup sastra Indonesia.
Dari masa ke masa
Pada pertengahan abad ke-19, Abdullah bin Abdulkadir Munsyi telah meletakkan dasar-dasar penulisan prosa dengan teknik bercerita yang disandarkan pada pengumpulan data historis yang bertumpu pada lawatan-lawatan biografls. Akan tetapi, karya prosa yang diakui menjadi karya pertama yang memenuhi unsur-unusr struktur sebuah novel modern baru benar-benar muncul di awal abad ke-20. Novel yang dimaksud adalah novel karya Mas Marco Kartodikromo dan Merari Siregar. Sementara itu, tahun 1920 dianggap sebagai tahun lahirnya kesusastraan Nasional dengan ditandai lahirnya novel Azab dan Sengsara. Pada masa awal abad ke-20, begitu banyak novel yang memiliki unsur wama lokal. Novel-novel tersebut, antara lain Salah Asuhan, Siti Nurbaya, Sengsara Membawa Nikmat, Tenggelamnya Kapal Van der Wijk, Kalau Tak Untung, Harimau! Harimau!, Pergolakan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sementara itu, novel Belenggu karya Armjn Pane, hingga saat ini lazim dikatakan sebagai tonggak munculnya novel modern di Indonesia.
Sebelum Balai Pustaka
Lalu, bagaimana perkembangan novel Indonesia Sebelum Balai Pustaka? sebelum berdirinya Balai Pustaka, tahun 1917. Sejauh kepustakaan yang dapat dirunut, terbukti belum pernah ada ahli atau -pengamat kesusastraan Indonesia yang berusaha mengungkap khazanah kesusastraan sebelum Balai Pustaka tersebut, secara menyeluruh dan khusus. Seandainya pun pernah ada yang melakukan, rata-rata terbatas pada topik-topik yang sangat spesifik. Dalam hubungan ini pantas disebut, misalnya, penelitian yang lebih dari memadai yang pernah dilakukan oleh Claudine Salmon, berjudul Literature in Malay bz the Chinese of Indonesia: A Provisional Annotated Bibliography (1981), atau yang dilakukan oleh no Joe Lan dengan bukunya Sastera
Indonesia-Tionghoa, atau seperti juga yang dilakukan oleh John B. Kwee dengan disertasinya berjudul Chinese Maley Literature of the Peranakan Chinese in Indonesia 1880-1942 (1977). Ketiga peneliti tersebut jelas sekali hanya mengkhususkan pembicaraannya pada khazanah kesusastrann yang ditulis oleh pengarang Peranakan Cina.
Remarks on the Antecedents of Modern Indonesian Literature” (dalam Bra, 1971), W.Q. Sykorsky dalam “Some Additional Remarks on the Antecedents of Modern Indonesian literature” 1980), dan beberapa tulisan Jakob Sumardjo yang tersebar di berbagai penerbitan.
Ada perkembangan menarik dalam penulisan novel di negeri ini. Bukan saja masalah berapa ratus judul per bulan jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lampau, melainkan juga apa yang novel-novel tersebut kisahkan. Ada berbagai tema mulai perempuan, seks, sains, sejarah, agama, spiritual, sosial, etnis, hingga politik. Perkembangan pilihan tema itu tentu tidak lepas dari hal-hal di luar masalah penulisan novel itu sendiri. Perkembangan itu tak lain dari risiko perkembangan pemikiran manusia saat ini yang semakin hari semakin spesifik.
Keinginan untuk memasukkan berbagai hal dalam novel ini dengan melihat perkembangan masalah dalam masyarakat mulai menarik perhatian dan penting untuk diperhatikan. Kecenderungan kontemporer ini antara lain direspons dalam novel d.I.a., Cinta dan Presiden karya Noorca M Massardi. Seorang budayawan, penulis, dan jurnalis kawakan.
Minggu, 04 Desember 2011
Jatuh Cinta Pada Kekasih Orang
Jumat, 02 Desember 2011
My Idol
Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting] Latar belakang
Vidi dibesarkan dalam keluarga yang mempunyai apresiasi tinggi akan musik. Ia mahir bermain piano sejak usia 3 tahun, melalui bimbingan ibunya yang merupakan guru piano.Di usia 2,5 tahun, ia sudah meraih juara kedua menyanyi untuk tingkat kanak-kanak. Jadilah semenjak di sekolah dasar Vidi diandalkan sebagai duta kesenian sekolah.
Beranjak remaja, Vidi mulai menekuni alat musik biola. Saat duduk di SMU, Vidi mulai tergabung dalam band dan prestasinya di band ini ditunjukkannya dengan meraih juara pertama dalam 1ncredible Band Festival 2007.
Karier keartisan Vidi berawal ketika sang ayah, Harry Kiss, seorang pemilik usaha event organizer terkenal menyadari bakat terpendam anaknya dan menawarkan album demo kepada teman-temannya pemilik perusahan rekaman. Sayangnya, album demo tersebut ditolak karena tren penyanyi solo pria tidak populer saat itu. Setelah enam kali mengalami penolakan dari perusahaan rekaman, akhirnya pada tahun 2009 produser musik Lala Hamid tergerak untuk memproduseri single Vidi setelah terpukau akan penampilan Vidi dalam sebuah kesempatan.
Akhirnya, pihak Trinity Optima Production menerima Vidi untuk merilis album keduanya. Ia merilis album Yang Kedua dengan hits Datang dan Kembali dan Gadis Genit.
[sunting] Diskografi
- Pelangi di Malam Hari (2008)
- Lelaki Pilihan (2009)
- Yang Kedua (2011)
Curcol
Hemmmmmm.....
Kemarin Baru aja aku smsan ama Seorang Cowok yang menurutku lumayan Perfect lah....
Dia itu Pinter and Tinggi.... and Jugha Pernah Mondok.....
Dia Itu Anak Surabaya (Tetangganya Tanteku..)
Inisialnya FA....
Moga aza aku bisa lebih kenal dia lebih dekat...
Amien...
Album Terbaru Akang Vidi Aldiano
Ini Ada Sedikit Review Album baru Vidi Aldiano yang saya Ambil dari Salah 1 Situs di Internet...
Yang Kedua (Vidi Aldiano) Album Review Fri, 29 Jul 2011 16:55:00 WIB Album terbaru Vidi Aldiano ini memuat 11 lagu yang 6 di antaranya ditulisnya sendiri. Menjagokan singleYang Kedua, Datang Kembali dan Gadis Genit, album ketiga pemuda bernama asli Oxavia Aldiano ini terbilang asyik didengarkan di dalam mobil. Tiga tahun setelah album pertamanya, Pelangi di Malam Hari, Vidi siap menggebrak kembali lewat album Yang Kedua. Meski dijuduli begitu, album ini bukan album keduanya, melainkan yang ketiga. Album keduanya, omong-omong, merupakan album religi. Kalau album pertama digarap Vidi secara swadaya, di album ini dia tak lagi sendiri. Eits, jangan bergosip dulu. Maksudnya, di Yang Kedua Vidi menggaet Trinity Optima Production (TOP) sebagai labelnya, sekaligus mengurusi manajemennya. Kerja bareng mereka berhasil mendatangkan musisi dan arranger handal untuk menggarap album ini -- sebut saja Andi Rianto, Tohpati, Yovie Widianto, Irwan Simanjuntak, Ponky Prasetyo, Bembi Noor, Andre Dinuth serta Rizki dan Satrio dari band Alexa. Menariknya, ayah Vidi sendiri, Harry Kiss, turut menyumbangkan lagu. Lagu ciptaan pemilik event organizer dan supporting systemHarry Kiss Production itu berjudul Yang Kedua (track #2), dan akhirnya dipilih sebagai judul album ini. Menurut Vidi, ayahnya-lah -- yang disebutnya suka ngegombal dan jago bikin lirik -- yang lebih dulu menemukan nama yang dirasa cocok untuk dijadikan judul lagu, sekaligus judul album. Setelah mendapatkan judulnya, ia dan Vidi lantas kerja bareng menggarap liriknya. Hasilnya? Tidak puitis, tapi romantis. Simak saja kalau tidak percaya: Mana mungkin kumiliki hati yang kedua/ aku hanya punya satu rongga dada/ mana mungkin diriku menduakan cintamu/ hanya satu cinta dalam satu hati/ yang bisa kujaga. Dua lagu dari album ini sudah lebih dulu dikenal publik: Datang dan Kembali, dan Gadis Genit. Lagu yang disebutkan terakhir itu persembahan Vidi bagi Vidies (sebutan bagi fans-nya) yang perempuan. Video klipnya sudah ditayangkan. Konsepnya menarik. Di situ Vidi berperan sebagai MC, juri dan grand prize dalam sebuah game kuis. Aransemen lagunya -- mengutip istilah Vidi -- futuristic fresh dari segi vokal, dan ada sentuhan oldies di musiknya. Lagu keempat, Lupakan Mantan, menjadi lagu paling menarik. Apa pasal? Sudah durasinya tidak sampai tiga menit, di sini Vidi juga memasukkan unsur funk. "Ini lagunya Bembi Noor. Lagunya asyik, intinya tentang seseorang yang emosi, pengen marah sama pacar yang inget mantannya terus," jelas Vidi dalam peluncuran albumnya yang diadakan di Pisa Kafe Mahakam, Rabu (20/7) lalu. Lagu berjudul Lagu Untuk Mama punya sejarah yang menarik. Lagu itu ternyata dimasukkan ke dalam album atas dasar nazar. Jadi ceritanya, lagu ciptaan Seli Pontoh itu pernah dipopulerkan oleh Kenny. Vidi, yang suka sekali dengan lagu itu, pernah berjanji dalam hati untuk memasukkannya dalam albumnya, sebagai penghormatan atas ibunya. Sayangnya, di album pertama, lagu itu terlewat. Untunglah, di album kedua, Vidi berhasil menjalankan nazarnya. Kemasan album Vidi pun terbilang menarik. Di tengah gempuran album dengan sampul seadanya, Vidi tampil dengan dua versi sampul yang diberi judul Day (Siang) dan Night (Malam). Versi Day berwarna biru terang dengan sebersit sinar matahari, sedangkan versi Night bertema hitam. Di dalam versi ini termuat foto-foto Vidi yang menunjukkan siklus hariannya; mulai dari bangun tidur di pagi hari, sampai manggung di malam hari. Album ini juga menggambarkan karakter Vidi yang fashionable dan memerhatikan detail penampilannya. Bila Anda membeli album dalam bentuk CD, selain CD jewel case standar, Vidi juga menyediakan CD special edition yang dirilis dalam jumlah terbatas (10 ribu saja). Bagi yang tertarik, kemasan istimewa ini dapat diperoleh di Plasa.com. Pre-order mulai dilakukan pada 20 s/d 25 Juli 2011. Harganya? Rp 99 ribu saja. Cukup worth it lah, karena dengan harga segitu, pembeli juga sekalian mendapatkan kaos, pin dan foto. Track listing: 1) Gadis Genit 2) Yang Kedua 3) Lagu Kita 4) Lupakan Mantan 5) Hanya Jadi Sahabatmu 6) Datang dan Kembali 7) Bantu AKu Tuhan 8) Aku Kan Setia 9) Jahat 10) Tunggu 11) Cinta untuk Mama Recommended track: 1) Gadis Genit 2) Yang Kedua 3) Lupakan Mantan (put/ foto: plasa.com) |
Sumber: CBN |
Sinopsis Novel Karangan Winna Efendi
Hai....:-)
Saya Kali Ini Akan Membahas Tentang 3 Novel Yang Dikarang Oleh Kak Winna Efendi....
Ni Dia Fotonya....
yang Pertama Saya Bahas Adalah Refrain
Judul : REFRAIN
Penulis : Winna Efendi
Penerbit : Gagas Media
Tanggal Terbit : September-2009
Jumlah Halaman : 317 Halaman
Price : Rp 46.000,00
Halaman : 277 Halaman
Tanggal Terbit : Februari-2009
Price : Rp 41.500,00
Seperti yang aku bilang sebelumnya, ceritanya cukup simple. Difokuskan pada 4 tokoh utama dan settingnya adalah siswa SMA.
Freya, cewek yang menutup dirinya, agak antisosial, suka belajar, apa adanya, dan cuek.
Gia, cewek manis yang cukup mendapat perhatian dari seluruh cowok disekolah, menemukan kenyamanan saat melukis, dan ceria.
Moses, tipikal cowok perfeksionis, kaku, disiplin, sulit mengekspresikan diri, tanggung jawab, dan pinter.
Dan Adrian,, cowok keren yang suka banget sama basket.
Dilihat dari ke-4 tokoh ini, mungkin kita sudah bisa lihat kalo bentuknya agak klise. Tapi disinilah aku berpikir kalo Winna Efendi bener-bener bisa mengemas suatu cerita jadi menarik.
Freya dan Gia, serta Moses dan Adrian, mereka bener-bener punya kepribadian yang bertolak belakang. Tapi justru perbedaan itu yang ngebuat mereka bisa bersama. Menjadi sahabat. Dan semuanya bermula waktu mereka mulai jatuh cinta.
Adrian sama Gia pacaran, dan Moses sama Freya pacaran. Dan tentu aja gak ada pasangan secocok mereka berdua disekolah itu. Adrian dan Gia dengan tingkah heboh dan touchy mereka, serta Moses dan Freya yang keliatan cocok banget menyandang gelar Mr dan Mrs Perfekto. Dan selama tiga taun mereka sama-sama, gak ada sesuatu yang salah.
Sampe sebuah kejadian ngebuat mereka berempat berubah.
Dan inti dari novel ini adalah, gimana mereka nyikapin perubahan itu.
Simpel kan? Tapi ini menarik. Ya walopun temenku banyak yang bilang ceritanya datar banget. Ada yang bilang kecewa sama ending, ada yang bilang ga puas sama ceritanya. Ya, aku pribadi… ahaha, sebenernya ada saat dimana aku ngerasa yang namanya Adrian itu cowok brengsek.
Dan untuk ending nyaaa… ya, lumayan. At least novel ini bisa ngebuat aku bertahan unuk baca sampe akhir. Aku ngerasa nyaman aja baca Remember When ini......
My Hobby
Salah Satu Hobby Saya Adalah Membaca Novel.Dan Dalam waktu Dekat Mungkin aku akan membuka Rental Novel.... Dan Novel Favorit Saya Sampai Saat Ini gag Berubah yaitu semua Novel Kak Luna Torashyngu. Karena Ceritanya Bagus,Sesuai dengan Kehidupan Anak Muda Zaman Sekarang,dan Romantis Pastinya. Kalau Karya Kak Luna Torashyngu aku paling suka Lovasket Series... ada 3 Seri Tapi aku Cuma Punya Yang ke 2 ama yang ke 3. Secara Garis Besar Novel Lovasket Ini Bercerita Tentang Seorang Anak yang Bernama Vira. Dia Ingin Menjadi Pemain Basket Profesional,Tapi Mimpinya Terhalang karena Dia Divonis Tidak Bisa Main Basket Lagi..
Ini Dia 3 Gambar Novel Lovasket
Review Novel Infinitely Yours
Buku dengan setting luar negeri selalu membuat aku tertarik. Terlebih ketika penulis dapat menggambarkan lokasinya dengan begitu detail sehingga saat membaca rasanya bisa membayangkan sedang berada disana :) Itulah kenapa akhirnya tertarik juga untuk membaca buku ini.
Buku ini masih berkisar tentang cecintaan, dan mungkin tema cecintaan yang diangkat pun rasanya sudah umum banget. Bahkan mungkin hanya dengan membaca bab satu saja seperti sudah bisa menebak endingnya bagaimana. Jadi mungkin memang greget dari buku ini bukan dari endingnya, tapi dari alur ceritanya yang memang begitu mengalir. Walau, ada beberapa hal yang sedikit mengusik salah satu penggambaran karakter yang sepertinya diulang terus dan terus disetiap babnya.
Keinginan penulis untuk menekankan bahwa dua sifat manusia yang berbeda 180 derajat malah akan membuat mereka bersama begitu kentara dengan membuat dua tokoh utama yang memiliki sifat 180 derajat berbeda dan harus selalu bersama, hingga akhirnya satu sama lain yang tadinya seakan sama-sama merasa tak mungkin bersama akhirnya bersatu juga. Mungkin selain ada unsur perbedaan juga ada unsur yang namanya "tresno jalaran soko kulino" kali ya... hehehe...
Tokoh jingga yang enerjik, dan mungkin ada sedikit sifat kekanak-kanakan diusianya yang 25 tahun, berhadapan dengan tokoh Rayan yang hanya berbeda 3 tahun dengannya dengan sifat tertutup, dingin dan kaku. Benar-benar berbeda kan? Jingga menganggap Rayan tua sebelum waktunya karena sifat dan pembawaan Rayan, sedang Rayan menganggap Jingga terlalu kekanak-kanakan.
Mereka yang harusnya menikmati perjalanan tour ke korea bersama sebuah rombongan dengan alasan mereka masing-masing harus meninggalkan rombongan dan akhirnya tanpa mereka kehendaki melakukan tour sendiri, yang Jingga beri nama "Tour Romantisme Korea". Dan dari sanalah semua bermula.
Penggambaran tentang korea memang tidak terlalu mendalam di novel ini, tapi cukup menarik, terlebih untuk mereka yang kurang banyak tau tentang korea. Dan walau mungkin ending cukup mudah tertebak, tetapi penyampaian beberapa hal seperti konflik membuat rasanya ingin terus membaca hingga akhir. Ya... walau diakhir tercetus "tuch kan bener dugaanku", tapi tetap novel ini menarik untuk dibaca.
Judul : Infinitely Yours
Penulis : Orizuka
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 292 halaman
ISBN : 9789797805081
Novel dan Tips Memilih Novel
Sekarang Ini banyak sekali genre Novel mulai dari Remaja (Teenlit)-Orang Dewasa (Chicklit atau Metropop) Tapi yang Menjadi Favorit anak Muda Zaman sekarang termasuk saya adalah Teenlit. Karena Menurut Saya Teenlit itu ceritanya Ringan,Sesuai Dengan Kehidupan Remaja Jaman Sekarang dan Banyak yang Menarik. Tapi ada Juga Beberapa Remaja yang Suka Dengan Metropop karena Menurut Mereka dalam Novel itu terdapat Pelajaran yang bisa mereka Petik dan dijadikan acuan saat mereka Dewasa Nanti... dan Menurut saya Novel yang Populer saat ini adalah novel tentang Percintaan dan Tentang Keluarga...
Tips Memilih Novel...
Disini saya juga Akan Memberi beberapa Tips Agar Tidak Menyesal dalam Memilih Novel:
1. Jangan Memilih Buku dari Covernya
Cover memang menjadi pemikat utama dalam Memilih Novel,tapi kadang ada Novel yang Covernya Bagus tapi ceritanya kurang menarik. Dan ada Juga Novel yang Covernya Sederhana tapi Ceritanya Bagus dan Fantastis.
2. Jangan Malas Membaca Sinopsis
Sinopsis Sebuah novel Biasanya Terletak di Belakang Covernya. Bila tidak ada,Anda Bisa Browsing Untuk mencari Sinopsis dan Pendapat Orang yang Sudah Pernah Membaca Novel Tersebut
3. Lihat Harganya
Apabila anda Ingin Bacaan yang bermutu,Anda harus Menyiapkan Budget yang Sesuai,karena Biasanya Bacaan yang bermutu itu harganya Sedikit Mahal Apalagi jika bukunya bestseller dan hardcover seperti Harry Potter series dan Twilight Series.
4. Lihat Penulisnya
Apabila Penulis Novel itu sudah sering Anda Baca karyanya,maka tidak perlu ragu lagi untuk membeli,tapi waspada jika penulis itu membuat Cerpen dengan Penulis Keroyokan. Bisa-bisa Hanya Penulis favorit Anda saja yang ceritanya menarik
5. Lihat Siapa Penerbitnya.
Tidak jarang sebuah Penerbit menerbitkan novel dengan gaya yang sama. Contoh Penerbit A selalu menerbitkan novel yang gokil,Penerbit B selalu tentang Percintaan dan Penerbit C tentang Novel Islami...
Yah Saya rasa Cukup Sekian. Semoga Anda Semua Bisa Mendapat Manfaat Setelah Membaca Artikel Ini...
Perkembangan Novel Di Indonesia
Sebelumnya Aku mau sedikit bercerita tentang Hobiku yaitu membaca Novel...
Ketika kita membahas masalah perkembangan sastra Indonesia, bayangan kita seringkali tertuju pada angkatan-angkatan sastra Indonesia, seperti angkatan 1920-an atau disebut juga angkatan Balai Pustaka; angkatan 1933, yang disebut juga angkatan Pujangga Baru; angkatan 1945 yang disebut angkatan Pendobrak, dan angakatn 1966 atau disebut juga angkatan Orde Lama.
Angkatan 1920-an identik dengan novel Marah Rusli berjudul Siti Nurbaya; angkatan 1933 dengan tokoh sastrawannya Sutan Takdir Alisahbana (dalam bidang prosa) dan Amir Hamzah (bidang puisi). Angjatan 1945 dengan tokoh sentralnya, Chairil Anwar dengan puisi-puisinya yang sangat monumental berjudul Aku. Angkatan 1966 dengan tokoh centralnya Dr. Taufik Ismail dengan kumpulan puisinya berjudul Tirani dan Benteng.
Pembagian angkatan seperti itu dikemukakan oleh Hans Bague Jassin (H.B. Jassin), seorang ahli sastra Indonesia yang sering disebut-sebut sebagai Paus Sastra Indonesia. Tentu boleh-boleh saja kita setuju dengan pembagian seperti itu, apalagi memang kepakaran H.B. Jassin dalam mengapresiasi sastra Indonesia cukup mumpuni. Tetapi yang lebih penting kita ketahui adalah bahwa sastra Indonesia dari masa ke masa mengalami perkembangan.
Menarik untuk diperhatikan bahwa perkembangan sastra Indonesia berbanding lurus dengan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan formal, dimulai tahun 1900-an, yaitu ketika penjajah Belanda membolehkan bangsa boemi poetra (sebutan untuk orang Indonesia oleh Belanda) memasuki pendidikan formal. Tentu saja pendidikan formal saat itu adalah milik penjajah Belanda.
Karena genre sastra terdiri dari tiga bentuk (yaitu puisi, prosa, dan drama), maka ada baiknya kita menganalisis perkembangan genre sastra ini dari tiga bentuk itu. Dengan demikian, dalam pembelajaran ini Anda akan menganalisis perkembangan puisi, prosa, dan drama dalam lingkup sastra Indonesia.
Seiring dengan perkembangan puisi, prosa Indonesia pun berkembang pula. Seperti puisi, prosa pun mengenal prosa lama dan prosa baru atau prosa modern. Prosa lama bersifat anonim; dengan penjenisannya meliputi dongeng, hikayat, fabel, sage. Sedangkan prosa baru, dengan diukur dari panjang pendeknya, meliputi cerpen, novelet, dan novel/roman.
Prosa Indonesia baru pun mulai muncul tahun 1920-an, dengan ditandai munculnya novel monumental berjudul Siti Nurbaya, buah karya Marah Rusli. Lalu zaman Pujangga Baru muncul pula Sutan Takdir Alisjahbana dengan roman berjdul Layar Terkembang. Lalu, menjelang kemerdekaan muncul Armiyn Pane yang menulis novel Belenggu yang dianggap novel modern pada zamannya.
Tahun 1945 perlu dicatat nama Idrus sebagai prosaic cerpen. Buku kumpulan cerpennya Dari Ave Maria ke Jalan Lain Ke Roma menjadi buku yang cukup terkenal. Selain itu juga novel singkat yang digarap dengan nada humor berjudul Aki.
Tahun 1949 muncul novel karya Achdiat Karta Miharja berjudul Atheis. Atheis termasuk novel yang cukup berhasil karena hamir semua unsurnya menonjol dan menarik unuk dibaca. Dengan mengambil latar Pasundan berhasil mengangkat sebuah tema terkikisnya sebuah kepercayaan keagamaan. Hasan, tokoh utama dalam novel ini, adalah orang yang 180 derajat berbalik dari taat beragama tiba-tiba menjadi seorang yang atheis karena pengaruh pergaulannya dengan Rusli dan Anwar yang memang berpaham komunis.
Tahun 1955 muncul cerpen yang sangat terkenal, berjudul Robohnya Surau Kami, buah karya Ali Akbar Navis (lebih dikenal dengan A.A. Navis). Cerpen ini sarat dengan kritik sosial menyangkut kesalahan orang dalam menganut agama. Navis nambapknya ingin mendobrak paham keagamaan masyarakat Indonesia yang mengira beribadah hanyalah sekedar melaksanakan shalat, puasa, atau mengaji Quran; sedangkan kegiatan lain di luar ibdah formal, sepertimencari nafkah, peduli pada sesama dan alam dibaikan. Lewat tokoh Haji Shaleh yang tiba-tiba masuk neraka karena ulahnya di dunia yang mengabaikan kepentingan keluarga.
Tahun 1968 muncul novel berjudul Merahnya Merah, garapan Iwan Simatupang, sebuah novel yang cukup absurd, terutama dalam hal gaya bercerita. Namun demikian, novel ini banyak memperoleh pujian dan sorotan para kritikus sastra, baik dalam maupun luar negeri.
Tahun 1975 nuncul novel Harimau! Harimau!, buah karya Mochtar Lubis, menceritakan tentang tujuh orang pencari damar yang berada di tengah sutan selama seminggu. Mereka adalah Pak Haji, Wak Katok, Sutan, Talib, Buyung, Sanip dan Pak Balam. Di tengah hutan itu mereka berhadapan dengan seekor harimau yang tengah mencari mangsa. Empat orang di antara tujuh orang itu (Pak Balam, Sutan, Talib, dan Pak Haji). Kecuali Pak Haji yang meinggal karena tertembak senapan Wak Katok, tiga yang lalinnya meninggal karena diterkam Harimau.
Haimau! Harimau! Sarat dengan pesan moral, yaitu bahwa setiap manusia harus mengakui dosanya agar terbebas dari bayang-bayang ketakutan. Pak Balam, orang yang pertama terluka karena diterkam harimau, mengakkui dosa-dosanya di masa muda, dan menyuruh para pendamar yang lain juga mengakui dosa-dosanya. Semua memang mengakui, hanya Wak Katok yang enggan mengakuinya.
Tahun 1982, muncul novel Ronggeng Dukuh Paruk, karya Ahmad Tohari, sebuah novel yang berhasil mendeskripsikan adat orang Jawa, khususnya Cilacap.
Tahun 1990, Ramadhan K.H. menulis novel berjudul Ladang Perminus, sebuah novel yang mengisahkan tentang korupsi di tubuh Perusahaan Minyak Nusantara (Perminus). Novel ini seolah-olah menelanjangi tindakan korupsi di tubuh Pertamina, sebagai perusahaan pertambanyak minyak nasional.
Dan novel paling mutakhir adalah Saman, 1998, karya Ayu Utami. Ayu Utami termasuk novelis yang membawa pembaharuan dalam perkembangan novel Indonesia. Dalam Saman, Ayu Utami tidak sungkan-sungkan membahas masalah seks, sesuatu yang di Indonesia dianggap kurang sopan untuk diungkap. Tapi mungkin zamannya sudah berubah, kini masalah sesks sudah bukan merupakan hal yang tabu untuk diungkapkan. Ironis, bahwa yang mengungkap secara detail dan sedikit jorok dalam nobvel ini adalah justru seorang wanita, Ayu Utami.
Dan untuk tahun 2000-an ini, tepatnya tahun 2003 yang baru silam, telah terbit novel termuda, dari penulis termuda pula yang menulis novel berjudul Area X, sebuah novel futurisktik tentang Indonesia tahun 2048, mengenai deribonucleic acid dan makhlluk ruang angkasa. Novel ini ditulis oleh Eliza Vitri Handayani, seorang siswi kelas 2 SMA Nusantara Magelang, sebuah SMA favorit di Indonesia.
Begitulah perkembangan genre sastra prosa di Indonesia.
Novel merupakan salah satu karya sastra yang tidak asing lagi bagi kita. Sejarahnya, novel hadir sebagai alat untuk merepresentatifkan kehidupan manusia yang tertuang dalam karya fiksi. Lalu yang jadi pertanyaan adalah bagaimana perkembangan novel dari masa ke masa, terutama novel Indonesia.
Ketika kita membahas masalah perkembangan sastra Indonesia, bayangan kita seringkali tertuju pada angkatan-angkatan sastra Indonesia, seperti angkatan 1920-an atau disebut juga angkatan Balai Pustaka; angkatan 1933, yang disebut juga angkatan Pujangga Baru; angkatan 1945 yang disebut angkatan Pendobrak, dan angakatn 1966 atau disebut juga angkatan Orde Lama.
Angkatan 1920-an identik dengan novel Marah Rusli berjudul Siti Nurbaya; angkatan 1933 dengan tokoh sastrawannya Sutan Takdir Alisahbana (dalam bidang prosa) dan Amir Hamzah (bidang puisi). Angjatan 1945 dengan tokoh sentralnya, Chairil Anwar dengan puisi-puisinya yang sangat monumental berjudul Aku. Angkatan 1966 dengan tokoh centralnya Dr. Taufik Ismail dengan kumpulan puisinya berjudul Tirani dan Benteng.
Pembagian angkatan seperti itu dikemukakan oleh Hans Bague Jassin (H.B. Jassin), seorang ahli sastra Indonesia yang sering disebut-sebut sebagai Paus Sastra Indonesia. Tentu boleh-boleh saja kita setuju dengan pembagian seperti itu, apalagi memang kepakaran H.B. Jassin dalam mengapresiasi sastra Indonesia cukup mumpuni. Tetapi yang lebih penting kita ketahui adalah bahwa sastra Indonesia dari masa ke masa mengalami perkembangan.
Menarik untuk diperhatikan bahwa perkembangan sastra Indonesia berbanding lurus dengan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan formal, dimulai tahun 1900-an, yaitu ketika penjajah Belanda membolehkan bangsa boemi poetra (sebutan untuk orang Indonesia oleh Belanda) memasuki pendidikan formal. Tentu saja pendidikan formal saat itu adalah milik penjajah Belanda.
Karena genre sastra terdiri dari tiga bentuk (yaitu puisi, prosa, dan drama), maka ada baiknya kita menganalisis perkembangan genre sastra ini dari tiga bentuk itu. Dengan demikian, dalam pembelajaran ini Anda akan menganalisis perkembangan puisi, prosa, dan drama dalam lingkup sastra Indonesia.
Dari masa ke masa
Pada pertengahan abad ke-19, Abdullah bin Abdulkadir Munsyi telah meletakkan dasar-dasar penulisan prosa dengan teknik bercerita yang disandarkan pada pengumpulan data historis yang bertumpu pada lawatan-lawatan biografls. Akan tetapi, karya prosa yang diakui menjadi karya pertama yang memenuhi unsur-unusr struktur sebuah novel modern baru benar-benar muncul di awal abad ke-20. Novel yang dimaksud adalah novel karya Mas Marco Kartodikromo dan Merari Siregar. Sementara itu, tahun 1920 dianggap sebagai tahun lahirnya kesusastraan Nasional dengan ditandai lahirnya novel Azab dan Sengsara. Pada masa awal abad ke-20, begitu banyak novel yang memiliki unsur wama lokal. Novel-novel tersebut, antara lain Salah Asuhan, Siti Nurbaya, Sengsara Membawa Nikmat, Tenggelamnya Kapal Van der Wijk, Kalau Tak Untung, Harimau! Harimau!, Pergolakan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sementara itu, novel Belenggu karya Armjn Pane, hingga saat ini lazim dikatakan sebagai tonggak munculnya novel modern di Indonesia.
Sebelum Balai Pustaka
Lalu, bagaimana perkembangan novel Indonesia Sebelum Balai Pustaka? sebelum berdirinya Balai Pustaka, tahun 1917. Sejauh kepustakaan yang dapat dirunut, terbukti belum pernah ada ahli atau -pengamat kesusastraan Indonesia yang berusaha mengungkap khazanah kesusastraan sebelum Balai Pustaka tersebut, secara menyeluruh dan khusus. Seandainya pun pernah ada yang melakukan, rata-rata terbatas pada topik-topik yang sangat spesifik. Dalam hubungan ini pantas disebut, misalnya, penelitian yang lebih dari memadai yang pernah dilakukan oleh Claudine Salmon, berjudul Literature in Malay bz the Chinese of Indonesia: A Provisional Annotated Bibliography (1981), atau yang dilakukan oleh no Joe Lan dengan bukunya Sastera
Indonesia-Tionghoa, atau seperti juga yang dilakukan oleh John B. Kwee dengan disertasinya berjudul Chinese Maley Literature of the Peranakan Chinese in Indonesia 1880-1942 (1977). Ketiga peneliti tersebut jelas sekali hanya mengkhususkan pembicaraannya pada khazanah kesusastrann yang ditulis oleh pengarang Peranakan Cina.
Remarks on the Antecedents of Modern Indonesian Literature” (dalam Bra, 1971), W.Q. Sykorsky dalam “Some Additional Remarks on the Antecedents of Modern Indonesian literature” 1980), dan beberapa tulisan Jakob Sumardjo yang tersebar di berbagai penerbitan.
Ada perkembangan menarik dalam penulisan novel di negeri ini. Bukan saja masalah berapa ratus judul per bulan jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lampau, melainkan juga apa yang novel-novel tersebut kisahkan. Ada berbagai tema mulai perempuan, seks, sains, sejarah, agama, spiritual, sosial, etnis, hingga politik. Perkembangan pilihan tema itu tentu tidak lepas dari hal-hal di luar masalah penulisan novel itu sendiri. Perkembangan itu tak lain dari risiko perkembangan pemikiran manusia saat ini yang semakin hari semakin spesifik.
Keinginan untuk memasukkan berbagai hal dalam novel ini dengan melihat perkembangan masalah dalam masyarakat mulai menarik perhatian dan penting untuk diperhatikan. Kecenderungan kontemporer ini antara lain direspons dalam novel d.I.a., Cinta dan Presiden karya Noorca M Massardi. Seorang budayawan, penulis, dan jurnalis kawakan.
Jatuh Cinta Pada Kekasih Orang
My Idol
Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting] Latar belakang
Vidi dibesarkan dalam keluarga yang mempunyai apresiasi tinggi akan musik. Ia mahir bermain piano sejak usia 3 tahun, melalui bimbingan ibunya yang merupakan guru piano.Di usia 2,5 tahun, ia sudah meraih juara kedua menyanyi untuk tingkat kanak-kanak. Jadilah semenjak di sekolah dasar Vidi diandalkan sebagai duta kesenian sekolah.
Beranjak remaja, Vidi mulai menekuni alat musik biola. Saat duduk di SMU, Vidi mulai tergabung dalam band dan prestasinya di band ini ditunjukkannya dengan meraih juara pertama dalam 1ncredible Band Festival 2007.
Karier keartisan Vidi berawal ketika sang ayah, Harry Kiss, seorang pemilik usaha event organizer terkenal menyadari bakat terpendam anaknya dan menawarkan album demo kepada teman-temannya pemilik perusahan rekaman. Sayangnya, album demo tersebut ditolak karena tren penyanyi solo pria tidak populer saat itu. Setelah enam kali mengalami penolakan dari perusahaan rekaman, akhirnya pada tahun 2009 produser musik Lala Hamid tergerak untuk memproduseri single Vidi setelah terpukau akan penampilan Vidi dalam sebuah kesempatan.
Akhirnya, pihak Trinity Optima Production menerima Vidi untuk merilis album keduanya. Ia merilis album Yang Kedua dengan hits Datang dan Kembali dan Gadis Genit.
[sunting] Diskografi
- Pelangi di Malam Hari (2008)
- Lelaki Pilihan (2009)
- Yang Kedua (2011)